-->
  • Jelajahi

    Copyright © Deliserdang News
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Berita Polisi

    Pernah Dengar Warung Pintar, Menjadi Solusi atas Permasalahan Warung di Indonesia

    Editor
    13/12/2021, 19:53 WIB Last Updated 2023-03-23T19:38:17Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini



    Deliserdang News - Pernah lihat warung-warung berwarna kuning dengan desain modern? Itulah Warung Pintar, produk inovasi dari sebuah startup baru.

    Bicara startup baru, brand baru, atau membangun sebuah perusahaan sendiri memang bukanlah perkara yang mudah.

    Kita harus memikirkan ide yang cemerlang yang mungkin belum pernah ada sebelumnya, dan juga memikirkan apakah bisnis yang kita buat tersebut bisa membantu masyarakat luas.

    Dan hal ini pula yang menjadi awal mula terbentuknya salah satu startup, yang memiliki konsep unik ini, yakni, Warung Pintar.

    Dengan melihat berbagai permasalahan yang ada di depan mata, seperti warung yang sebagian besar berada di trotoar dan ilegal, lalu tidak adanya tempat nongkrong yang layak bagi para pengendara ojek online membuat Warung Pintar berpikiran membentuk brand yang dapat membantu mengembangkan bisnis para pemilik warung tersebut ke arah yang lebih positif.

    BACA JUGA : Tayangan Mata Najwa Diduga Menyesatkan Publik, LAKSI Menilai Narasumber Bodong

    Setelah melihat problem yang ada, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh Warung Pintar adalah mempelajari mengapa warung sejak 10 tahun lalu sampai hari ini belum berkembang. Padahal berdasarkan riset yang dilakukan Warung Pintar, persepsi masyarakat Indonesia terhadap wirausaha itu sangat positif, dan salah satu opsi mereka adalah membuka warung.

    Tetapi, yang menjadi kendala UMKM tidak bisa menjadi usaha yang lebih baik lagi, karena masalah utamanya, mereka tidak tahu bisnis prosesnya. Dan Warung Pintar hadir untuk menjembatani antara para pengusaha warung, bisnis proses, akses dan teknologi agar para pemilik tersebut bisa lebih memajukan usaha yang mereka jalankan.

    Kemampuan Warung Pintar dapat melihat permasalahan secara jeli dan berhasil menjadi solusinya, merupakan satu hal yang membuat bisnis ini terus berkembang dan dipercaya oleh para mitranya.

    Tetapi sebenarnya bagaimana konsep bisnis yang dibangun oleh Warung Pintar ini? Seperti apa pula perkembangannya hingga hari ini Warung Pintar bisa memiliki sekitar 2000 mitra? Mengenai hal tersebut, Academy sempat berbincang dengan Dista Mirta selaku Brand Manager Warung Pintar.

    BACA JUGA : [VIRAL] Wanita Ini Isap Sabu Sambil Live di Medsos


    Bagaimana konsep bisnis dari Warung Pintar?

    Awalnya, bisnis modelnya kita coba dengan sistem franchise, tetapi ternyata sistem ini enggak works karena kita mempekerjakan orang untuk mengurus warung atau sistem employment, sehingga mereka enggak ada ownership untuk mengembangkan bisnisnya.

    Setelah itu, akhirnya kita coba dengan sistem yang modal utamanya atau starter pack-nya seperti gerobak, digital system, kompor, dan lain-lain di mana itu kita yang sediakan untuk mitra, lalu mereka tinggal menjalankan bisnisnya. Tetapi mitra yang kita pilih (untuk bekerja sama) tersebut sudah memenuhi syarat seperti, mempunyai lahan dan lolos survei dari kita (Warung Pintar).

    Dalam survei, kita melihat lahan dan personality si mitra, seperti apakah mereka. Apakah memang orang yang mau usaha sungguh-sungguh? Karena sebenarnya warung sama seperti bisnis lainnya, dan enggak dengan tiba-tiba dengan (bekerja sama bersama) Warung Pintar membuat mereka bisa menjadi kaya.

    Jadi semangatnya tetap ada di mitra, apakah mereka mau bekerja keras untuk menjalankan bisnisnya. Dan ternyata skema yang works adalah kemitraan ini.
    Bagaimana perkembangan Warung Pintar dari awal sampai hari ini?

    Kalau perkembangannya, sebenarnya Warung Pintar masih baru, kita berdiri November 2017. Tetapi kalau by numbers, sekarang Warung Pintar di Jabodetabek mencapai 2000-an kios. Kemarin kita baru expand juga ke Banyuwangi, dan sekarang sudah ada sekitar 300 warung.

    BACA JUGA : Sedih..Anggota TNI ini Dikeroyok di Sekitar Helvetia Medan Setelah Mobilnya Digelapkan

    Selain itu, yang kita lakukan juga banyak bereksperimen. Apa yang berhasil kita lakukan berulang-ulang. Di kuartal 1 (2019) ini kita juga akuisisi limakilo stack, dan mereka yang akan provide komoditi bahan pokok, beras, bawang, dan lain-lain.

    Tadi sempat disebutkan banyak melakukan eksperimen, kalau untuk strategi marketing sendiri, eksperimen apa yang pernah dilakukan dan mana yang paling efektif?

    Sebenarnya, karena fokus user kita sejauh ini masih mitra, jadi mungkin lebih ke akuisisi mitra. Dulu kita bereksperimen misal, approach-nya dengan digital marketing, setelah itu kita juga ada canvasing, jadi kita ketemu dengan warung tradisional biasa dan kita ajak untuk ikut Warung Pintar. Satu lagi kita juga approach komunitas.

    Dan dari ketiga hal tersebut ternyata yang paling jalan adalah komunitas, misalnya dengan kita mensponsori ulang tahun ojek online yang komunitasnya ribuan, dari situ mereka bisa daftar untuk menjadi mitra secara langsung.

    Approach komunitas memang paling bekerja untuk akuisisi. Tetapi mungkin cost-per-leads nya lebih mahal karena kita mengeluarkan budget yang lebih tinggi untuk sponsor dan lain-lain.

    BACA JUGA : Diduga Nekat Edarkan Sabu, Seorang Ibu Rumah Tangga Ditangkap Polisi

    Setelah itu, karena kini sudah mulai banyak success story, dan mitra sudah melihat sendiri Warung Pintar itu seperti apa, lalu strategi yang works adalah digital marketing, karena bisa menimbulkan snowball effect. Seperti ketika ada suatu success story yang dilihat audiens, lalu mereka akan mendaftar sendiri ke Warung Pintar.

    Strategi lain yang menurut kita efektif adalah Public Relation (PR), karena kita brand baru, belum banyak orang yang mengenal, tetapi dengan media yang kredibel, yang biasa dibaca oleh audiens, akhirnya mereka mencari-cari sendiri soal Warung Pintar. Dan dengan strategi PR yang benar, message kita bisa sampai ke masyarakat.
    Seperti apa campaign digital marketing yang dijalankan Warung Pintar?

    Kalau untuk campaign digital, umbrella-nya itu kita ada, Tumbuh Bareng Warung dan Pintarnya Warung Pintar. Kalau Tumbuh Bareng Warung, kita sebenarnya membicarakan market yang lebih luas dan bisa sampai ke customer juga. Campaign ini seperti mengingatkan lagi bahwa kita dari kecil sudah tumbuh bareng warung.

    Siapa coba yang enggak punya nostalgia bersama warung? Tetapi ketika kita tumbuh, apakah warungnya juga ikut tumbuh? Kan enggak. Campaign ini mengajak audiens untuk ikut berkontribusi mengembangkan warung, karena berbelanja di warung juga akan memberikan impact langsung kepada pemilik warungnya kan? Itu sih kalau dari sisi customer.

    Kalau dari mitra, campaign Pintarnya Warung Pintar sebenarnya pesannya bukan soal teknologi dan fitur, tetapi lebih ke arah membangun semangat untuk mitra. Semangat berani berubah, semangat berani mencoba yang baru, berani bekerja keras untuk mencapai sesuatu. Dan kita selalu percaya kalau kesuksesan itu tergantung dari diri kita sendiri.

    BACA JUGA : Raih Medali Emas di Kejuaraan Dunia, Anggota Pemuda Batak Bersatu Ini Banjir Pujian

    Biasanya riset apa yang dilakukan Warung Pintar sebelum membuat dan menayangkan konten di media sosial?

    Sebenarnya inisiatif kita itu tidak terbatas sama platform media sosial atau digital marketing saja. Tapi kita percaya enggak ada batasan untuk platform-nya. Jadi biasanya per-quarter kita melakukan riset, misalnya social media behavior mitra itu seperti apa, bahkan situation as a company itu lagi kayak gimana.

    Dan apa yang sedang menjadi prioritas baru, dari situ baru kita bikin inisiatif. Jadi fokusnya itu lebih ke mitra, ke program-program internal yang kita bikin bersama mereka. Mungkin yang kita tentukan itu dari arahan perusahaan, lalu apa prioritas dan objektifnya.

    Misalnya kayak sekarang gimana caranya menaikkan brand equity Warung Pintar terhadap mitra, sehingga mereka memiliki trust terhadap perusahaan.
    Apa tantangan yang pernah dihadapi selama menjalani bisnis ini?

    Tantangan yang dihadapi, sebenarnya market-nya kan lumayan enggak pernah diterapkan, grass root, jadi yang menengah ke bawah. Sebenarnya challenge-nya, apa pun yang kita pikirkan tentang mereka itu salah.

    Jadi yang susah itu understanding behavior, karena ini market yang baru, enggak pernah diambil sebelumnya, apalagi dengan bisnis yang menggunakan teknologi begini.

    Jadi challenge-nya ada di kita sendiri, seberapa cepat kita bisa belajar dan mencari opportunity buat mereka. Karena ini tuh menyangkut kesejahteraan mereka. Kita lost opportunity, mereka yang rugi.


    Penulis: Admin
    Sumber: Warung Pintar

    Komentar

    Tampilkan

    Baca Juga